Minggu, April 30, 2017

Pengambilan Nomor Pokok Anggota Angkatan TITAN 2015



PNPA ANGKATAN TITAN
Pada tanggal 26 Januari 2017 akhirnya 6 orang angggota muda PALAFNE melakukan pendakian ke Gunung Ciremai, Kuningan , Jawa Barat guna untuk mendapatkan nomor atau yang biasa disebut Pengambilan Nomor Pokok Anggota untuk angkatan TITAN 2015 sebagai syarat untuk menjadi anggota tetap. Dengan ditemani 3 anggota tetap dan 1 pendamping.
 Sebelum berangkat kami semua berdoa bersama, didampingi alumni yang hadir untuk acara pelepasan. Setelah itu berangkat dengan mengendarai travel dari kampus menuju basecamp linggarjati. Perjalanan sekitar 12 jam akhirnya kita sampai di basecamp Linggarjati, sesampainya disana packing untuk pendakian besok dilanjutkan dengan istirahat.

Keesokan harinya bersiap-siap untuk melakukan pendakian Gn. Ciremai. Setelah melakukan perjalanan beberapa menit sampailah di pos Cibunar, sebelum melanjutkan perjalanan kami berhenti untuk mengisi air untuk dibawa selama melakukan pendakian. Pos Cibunar berlalu, kami melanjutkan perjalanan dengan melewati pos Leuweung Datar, Kondang Amis, Kuburan Kuda, Pangalap, Tanjakan Seruni, Bapa Tere dan Batu Lingga. Dihari pertama pendakian kami hanya sampai di pos BatuLingga. . Tetapi perjalanan dari pos Cibunar sampai Batu Lingga kami banyak berhenti untuk beristirahat karena perjalanan cukup jauh dan jalur yang terus menanjak. Sesampainya disana kami segera mendirikan tenda karena sampai di pos ini hari sudah gelap. Selesai mendirikan tenda kami semua istirahat, makan malam, dan evaluasi harian. Setelah evaluasi selesai kami istirahat dan mempersiapkan diri untuk keesokan harinya melanjutkan perjalanan untuk sampai ke puncak.
 
Malam berlalu, keesokan harinya kami semua packing dan melanjutkan perjalanan. Pendakian di hari kedua ini kami berhenti di pos Sanggabuana 2 untuk mendirikan tenda kembali untuk kami bermalam setelah kembali dari puncak. Selesai mendirikan tenda kami semua mempersiapkan semua barang bawaan yang akan dibawa ke puncak Gn. Ciremai untuk melakukan pelantikan, seperti bendera, panji, kamera, dan logistik selama perjalanan menuju puncak.
 
Selama perjalanan dari Sanggabuana 2 kami melewati pos pengasinan. Sampai disana kami berhenti untuk istirahat sebentar dan disana kami berjumpa dengan pendaki lainnya yang sedang istirahat. Beberapa menit berlalu, lanjut perjalanan pos Pengasinan menuju puncak. Ditengah cuaca yang kurang mendukung, kami tetap melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kami berjalan hujan yang cukup deras mengguyur menemani perjalanan kami hingga puncak. Tak hanya hujan deras tetapi disertai angin yang cukup kencang, dan dengan medan yang terjal kami tetap melanjutkan perjalanan. Tak lama berjalan dari pos Pengasinan akhirnya kami semua sampai di puncak Gn. Ciremai, sesampai disana kami segera mempersiapkan kebutuhan untuk pelantikan. Walaupun cuaca sangat tidak mendukung kami tetap melakukan pelantikan.


Walaupun dengan cuaca yang seperti itu kami melakukan upacara pelantikan dengan khidmat. Upacara pelantikan dimulai, Ketua Umum membacakan Nomor Pokok Anggota, berikut nama yang telah dilantik menjadi anggota tetap PALAFNE :
1.      Muhammad Sudrajat Iskandar (NPA.15/PLF/XXIV/123)
2.      Aura Rahmadika (NPA.15/PLF/XXIV/124)
3.      Ratih (NPA.15/PLF/XXIV/125)
4.      Dewi Rahmadani (NPA.15/PLF/XXIV/126)
5.      Mei Suryana (NPA.15/PLF/XXIV/127)
6.      Rima Nindya S (NPA.15/PLF/XXIV/128)

Setelah acara pelantikan selesai, di puncak kami berfoto bersama untuk mengabadikan moment dan segera kami membereskan barang bawaan lalu turun menuju tenda yang kami dirikan di pos Sanggabuana 2 untuk istirahat. Sesampainya di tenda semua istirahat sampai keesokan harinya. Tanggal 29 Januari 2017 kami semua turun dari pos Sanggabuana 2 menuju basecamp. Perjalanan dimulai pukul 10 pagi sampai di basecamp sekitar maghrib langsung packing ulang dan antri untuk mandi. Selesai mandi kami semua tidak langsung tidur tetapi kami menceritakan semua hal-hal lucu selama pendakian  ^-^ .
Besok paginya kami bersiap untuk pulang ke Jogja, tetapi sebelumnya kami menunggu angkutan yang telah disewa untuk mengantar kami ke stasiun kereta api.  










Senin, April 17, 2017

Deforestasi Indonesia


Apa itu deforestasi? Banyak diantara kita masih awam dengan kata deforestasi. Deforestasi adalah kegiatan penebangan hutan sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk pertanian, peternakan, atau kagunaan lainnya.
Deforestasi banyak terjadi dibeberapa negara besar di dunia, salah satunya Indonesia. Laju deforestasi di Indonesia cukuplah tinggi yaitu sekitar 1,1 juta hektar per tahun (FWI). Angka tersebut telah mengalami penurunan dibandingkan laju deforestasi pada awal tahun 2000an yang mencapai 2 juta hektar per tahun. Namun menurut beberapa ahli penurunan laju deforestasi ini bukan karena prestasi pemerintah, tetapi karena hutan diluar sana sudah semakin menyusut tutupan kawasannya.
Banyak hal yang menyebabkan laju deforestasi di Indonesia terbilang tinggi, diantaranya kegiatan pembalakan dan industri perkayuan, pembangunan perkebunan besar seperti kelapa sawit, pembangunan hutan taman industri, sistem transmigrasi, sistem perladangan berpindah dan perambahan hutan, kepadatan penduduk, dan illegal logging.
Kalian tahu apa dampak yang akan timbul dari adanya deforestasi? Deforestasi dapat mengakibatkan penurunan produktifitas lahan untuk pertanian dan perkebunan yang berdampak pada produksi pangan dan pendapatan ekonomi pada masyarakat, lahan kritis kehilangan kemampuan menahan laju erosi dan daya tangkap air yang menyebabkan banjir di musim hujan dan kekurangan air di musim kemarau, pengurangan pendapatan negara akibat cost yang dikeluarkan dalam menanggulangi bencana dan rehabilitasi lahan, selain itu deforestasi hutan dapat menyebabkan rusaknya hutan itu sendiri yang merupakan habitat bagi sejumlah flora dan fauna yang berakibat hilangnya spesies-spesies flora dan fauna yang ada di hutan.
Ada beberapa langkah untuk mengurangi laju dan dampak deforestasi :
1. Berkaitan dengan kegiatan pembalakan dan industri perkayuan, khususnya dalam hal pengelolaan konsesi/HPH dapat ditingkatkan dengan pembaharuan kebijakan sebagai berikut :
a. Menaikkan royalti dan penerimaan pemerintah (rent capture) secara menyolok(World Bank 1990; Thiele 1994; World Bank 1995).
b. Memperpanjang siklus HPH dan meningkatkan jaminan hak pengelolaan hutan bagi para pemegang HPH.
2. Dilakukannya moratorium atau jeda tebang untuk mengatasi kerusakan hutan. Selain untuk memulihkan kondisi hutan yang rusak, jeda tebang juga memberi waktu bagi pemerintah membenahi karut-marut sektor kehutanan
3. Pembangunan Perkebunan dan Hutan Tanaman Industri, berasal dari praktek konversi kawasan hutan menjadi kawasan perkebunan dan kawasan penggunaan lain, maka perlu dilakukan penghentian (moratorium) konversi kawasan hutan.
4. Lahan areal pertambangan yang membuka areal luas sangat berdampak pada berkurangnya kawasan hutan dan lahan menjadi terbuka serta banyaknya lubang-lubang akibat kegiatan pertambangan maka Wajib melakukan Reklamasi pada kegiatan pasca tambang.
5. Intensifikasi lokasi Reboisasi pada Program GNRHL khususnya pada kawasan hutan yang tidak dibebani hak.

Senin, Desember 12, 2016

DIKLATSAR ANGKATAN SAKA 2016

CERITA SINGKAT PERJALANAN DIKALATSAR 
ANGKATAN "SAKA"

     Yogyakarta,
Diklatsar angkatan SAKA tahun 2016 telah dilaksanakan pada tanggal 26 Desember - 30 Desember 2016. Kegiatan Diklatsar dilaksanakan di kawasan Tlogodringo, Tawangmangu yang diikuti oleh 9 peserta.
      Layaknya kegiatan Diklatsar pada tahun sebelumnya, rangkaian sebelum para peserta turun ke lapangan ada Latihan operasional 4 divisi, Materi ruang yang didalamnya memuat banyak materi yang nantinya akan berguna saat di lapangan, dan simulasi 4 divisi. Selain itu materi dan praktek survival juga dibekali sehingga peserta mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan apabila berkegitan di alam bebas.
        Walaupun rangkaianya cukup panjang, tapi itu akan sangat bermanfaat bagi mereka kedepannya.

BEBERAPA FOTO KEGIATAN :

Peserta sedang melakukan latihan Throwing Bag
Latihan Dayung
Peserta melakukan pemanjatan Boulder


Peserta sedang mendengarkan penjelasan mengenai alat Caving
Peserta diksar sedang latihan SRT
Peserta Diklatsar Angkatan Saka
Wejangan dari Mas Ipul
Peserta menuju ke terminal tirtonadi
Peserta mempraktekan materi IMPK
Praktek Materi IMPK di lapangan
Proses Pelantikan Peserta Diklatsar

Sesi foto bersama seluruh anggota PALAFNE













Sabtu, Juni 11, 2016

HEWAN ENDEMIK INDONESIA

Hewan Endemik
Hai!!! Udah taukah kalian apa itu hewan endemik? Hewan endemik adalah hewan-hewan yang hanya ditemukan di suatu wilayah tersebut  dan tidak ditemukan di tempat lain. Bahkan tidak sedikit satwa endemik ini hanya ditemukan di satu pulau atau wilayah tertentu saja.
Endemisme merupakan gejala yang dialami oleh organisme untuk menjadi unik pada satu lokasi geografi tertentu, seperti pulau, lungkang (niche), negara, atau zona ekologi tertentu. Untuk dapat dikatakan endemik, spesies hewan harus ditemukan hanya di suatu tempat tertentu dan tidak ditemukan di tempat lain. Sehingga hewan yang masuk daftar endemik ini hanya dipunyai Indonesia saja.
Indonesia adalah negara dengan endemisme (tingkat endemik) yang tinggi. Diperkirakan terdapat lebih dari 165 jenis mamalia, 397 jenis burung, lebih dari 150 reptilia, dan lebih dari 100 spesies ampibi yang tercatat endemik di Indonesia.
Sudah tahukah kalian daftar hewan endemik yang ada di Indonesia? Berikut daftar hewan endemik yang ada di Indonesia  :
Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) endemik Sulawesi.
Anoa Dataran Rendah hewan endemik Sulawesi
Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) di Sulawesi.
Babirusa (Babyrousa babyrussa) di Sulawesi.
Badak Bercula Satu atau badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di Jawa.
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) endemik di Sumatera.
Bajing Palawan (Sundasciurus juvencus) Bali dan Sumatera.
Bajing Tanah (Lariscus hosei) endemik pulau Kalimantan.
Bajing Telinga Botol (Callosciurrus adamsi) endemik Kalimantan.
Banteng Jawa (Bos javanicus javanicus) hewan endemik Jawa dan Bali.
Bekantan atau Kera hidung panjang (Nasalis larvatus) endemik Kalimantan.
Beruk Mentawai (Macaca pagensis) endemik Kepulauan Mentawai.
Burung Anis sulawesi (Cataponera turdoides) di Sulawesi.
Burung Beo Nias (Gracula religiosa robusta) endemik pulau Nias, Sumatera.
Burung Elang Flores (Spizaetus floris) endemik Flores.
Burung Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii) Halmahera, Maluku Utara.
Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di Jawa.
Burung Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua.
Burung Celepuk Siau (Otus siaoensis) pulau Siau, Sulawesi Utara.
Burung Cerek Jawa (Charadrius javanicus) di Jawa.
Burung Kakatua Putih (Cacatua alba) Maluku Utara.
Kakatua putih (Cacatua alba) endemik Maluku Utara
Kakatua putih (Cacatua alba) endemik Maluku Utara
Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei) Sangihe, Sulawesi Utara.
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi.
Burung Rangkong (Buceros rhinoceros) di Kalimantan.
Burung Sempidan Kalimantan (Lophura bulweri) di Kalimantan.
Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) pulau Jawa.
Burung Tokhtor Kalimantan (Carpococcyx radiceus) Kalimantan.
Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) di Sumatera.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Sumatera.
Jalak bali (Leucopsar rothschild) hewan endemik Bali.
Kadal Coklat Kalimantan (Lanthanotus borneensis) di Kalimantan.
Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) di Sumatera.
Kancil Jawa (Tragulus javanicus) endemik Jawa.
Kanguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus pulcherrimus) di Papua.
Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) di Papua.
Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) endemik Papua.
Katak Tanpa Paru-Paru (Barbourula kalimantanensis) Kalimantan.
Kelelawar Berjenggot Coklat dan Ekor Selubung (Taphozous achates) di Nusa Penida, Bali.
Kelinci belang sumatera (Nesolagus netscheri) endemik Sumatera.
Kera Belanda (Nasalis larvatus) di Kalimantan.
Kera hitam sulawesi (Macaca nigra) endemik Sulawesi Utara.
Kodok Darah (Leptophryne cruentata) endemik Jawa Barat.
Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni) endemik Jawa Tengah.
Komodo (Varanus komodoensis) di Nusa Tenggara Timur (P. Komodo).
Kucing Bakau (Prionailurus bengalensis javanensis) di Jawa.
Kucing Merah (Felis badia) endemik pulau Kalimantan.
Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) pulau Jawa.
Kura-kura Berleher Ular (Chelodina mccordi) di Pulau Rote, NTT.
Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) Sulawesi.
Kuskus Gebe (Phalanger alexandrae) Pulau Gebe Maluku Utara.
Kuskus Matabiru (Phalanger matabiru) Pulau Ternate dan Tidore Maluku.
Kuskus Kerdil (Strigocuscus celebensis) endemik pulau Sulawesi.
Kuskus Obi (Phalanger rothschildi) Pulau Obi Maluku.
Landak Jawa (Hystrix javanica) endemik Jawa.
Landak Sumatera (Hystrix sumatrae) endemik Sumatera.
Landak Kalimatan (Thecurus crassispinis) endemik Kalimantan.
Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata) endemik Kalimantan.
Lutung jawa (Trachypithecus auratus) endemik Jawa.
Lutung Merah (Presbytis rubicunda) satwa endenik Kalimantan.
Macan Dahan (Neofelis diardi) endemik Sumatera dan Kalimantan.
Macan Dahan hewan endemik Kalimantan dan Sumatera
Macan Dahan hewan endemik Kalimantan dan Sumatera
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di Jawa.
Monyet Ekor Babi (Simias concolor) kepulauan Mentawai.
Musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroeckii) di Sulawesi.
Orangutan sumatera (Pongo abelli) di Sumatera.
Orang Utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Kalimantan.
Owa jawa (Hylobates moloch) fauna endemik Jawa.
Owa-owa (Hyllobates muelleri) di Kalimantan.
Rusa bawean (Axis kuhlii) endemik pulau Bawean.
Rusa timor (Cervus timorensis) endemik Bali, Irian Jaya.
Siamang (Hylobates syndactylus) di Sumatera.
Surili (Presbytis comata) di Jawa.
Tarsius Bangka atau Mentilin (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara.
Tarsius Peleng (Tarsius pelengensis) pulau Peleng, Sulawesi.
Tarsius Pygmy atau Pygmy Tarsier (Tarsius pumilus) Sulawesi.
Tarsius Sulawesi (Tarsius tarsier) Sulawesi.
Tupai Mentawai (Tupaia chrysogaster) Kepulauan Mentawai.
Orangutan

Description: orangutan
orangutan
Orangutan merupakan satwa endemik Indonesia yang tinggal di Pulau Sumatra (Pongo abelii) dan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Hewan yang memiliki DNA yang 97% mirip dengan manusia ini bisa hidup hingga 45 tahun. Orangutan tinggal di hutan tropis dan rawa-rawa serta mengkonsumsi buah dan daun-daunan, kulit, bunga, madu, serangga, tumbuhan merambat dan tunas dari tumbuhan. Jumlah orangutan sumatra kini hanya ada sekitar 12.000 dan orangutan kalimantan sekitar 23.000. Keberadaannya kian terancam akibat perubahan fungsi hutan menjadi ladang atau perkebunan. Mereka juga terancam perburuan.

Bekantan

Description: bekantan
bekantan
Hewan yang menjadi maskot Dunia Fantasi ini merupakan satwa endemik Kalimantan. Bekantan (nasalis larvatus) memiliki bentuk hidung yang khas sehingga sering dijuluki monyet belanda. Bekantan senang hidup di dekat wilayah berair di dekat muara sungai atau hutan bakau. Tinggal di dekat sungai berarti bekantan harus waspada agar tidak dimangsa buaya. Namun, ancaman terbesar bagi bekantan bukanlah buaya, namun justru manusia. Populasi bekantan kini semakin berkurang gara-gara perambahan hutan mangrove.IUCN (World Conservation Union) telah mengklasifikasikan bekantan sebagai satwa langka yang sangat terancam kelestariannya.
Jalak Bali
Description: jalak bali
jalak bali
Jalak bali (Leucopsarrothschildi) atau curik bali pertama kali ditemukan oleh Dr. Baron Stressmann, kolektor burung asal Inggris saat ia berkunjung ke Bali pada tahun 1911. Pada tahun 1912, Walter Rothschild, pakar hewan dari Inggris mempublikasikan Jalak Bali ini ke dunia. Jalak bali memiliki ukuran tubuh sekitar 25 cm, sayap berwarna hitam dan bulu putih. Paruhnya runcing dan terdapat warna biru terang pada bagian matanya. Keindahannya menjadikan satwa endemik Pulau Bali ini menjadi incaran para kolektor. Burung itu sangat terancam kepunahannya. Bahkan pada tahun 2005 sempat tersisa lima ekor saja. Untunglah pemerintah segera mengambil inisiatif untuk mencegah kepunahannya. Di tahun 2008 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 50 ekor setelah dipelihara di taman nasional.



Burung maleo Sulawesi
Description: burung maleo
burung maleo
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) merupakan hewan endemik Sulawesi. Burung maleo sekilas mirip dengan ayam. Ukuran tubuhnya besar, besar di bagian tubuhnya dan mengecil di bagian kepalanya, warnanya dominan hitam dengan bagian dada berwarna putih. Kakinya yang berkuku dan berselaput berfungsi untuk menggaruk tanah. Ciri khas utama dari burung maleo ini adalah batok kepalanya yang hitam mengkilat. Burung maleo adalah makhluk yang setia karena ia melewatkan seumur hidupnya hanya dengan satu pasangan saja. Burung maleo kini semakin terancam kepunahannya karena perburuan oleh manusia. Ditambah ada adat istiadat masyarakat setempat untuk mengubur telur maleo pada saat mendirikan rumah dengan harapan rumahnya akan berdiri kokoh dan berumur panjang.



Anoa
Description: Anoa dataran rendah
Anoa dataran rendah
Description: anoa pegunungan
anoa pegunungan
Anoa merupakan satwa endemik Sulawesi yang juga menjadi maskot Sulawesi Tenggara. Ada dua jenis anoa yaitu anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Anoa pegunungan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan anoa dataran rendah. Anoa memiliki penampilan yang mirip kerbau ukuran kecil. Anoa tinggal di dalam hutan dan memiliki sifat agresif sehingga tidak cocok untuk menjadi hewan ternak. Anoa merupakan herbivora dan makanannya adalah pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang jatuh, dan jenis umbi-umbian. Sejak tahun 1960-an anoa berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor anoa yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.




Hiu karpet berbintik
Description: Hiu karpet berbintik
Hiu karpet berbintik
Hiu karpet berbintik? Hmmm… lucu ya namanya. Hiu karpet berbintik (emiscyllium freycineti) merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya terdapat di perairan Raja Ampat, Papua. Hiu karpet berbintik ini memiliki pola kulit yang mirip dengan macan tutul yang berbintik-bintik coklat berbentuk heksagonal. Mereka hidup di perairan laut yang dangkal, dengan pasir, terumbu karang, dan rumput laut yang lebat untuk berkamuflase. Hiu karpet berbintik kini terancam kepunahannya.
7. Kanguru Pohon Mantel Emas
Description: Kanguru pohon mantel emas
Kanguru pohon mantel emas
Kanguru pohon mantel emas (Dendrolagus pulcherrimus) adalah sejenis kanguru pohon yang merupakan hewan endemik di hutan pegunungan Pulau Irian. Hewan ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna coklat muda dengan leher, pipi, dan kaki yang berwarna kekuningan. Ekornya panjang dengan lingkaran-lingkaran berwarna terang. Kanguru pohon mantel-emas merupakan salah satu jenis kanguru pohon yang paling terancam kepunahannya di antara semua kanguru pohon. Spesies ini telah punah di sebagian besar daerah habitat aslinya.



Babirusa
Description: babirusa
babirusa
Hewan yang tampangnya agak seram ini hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa (Babyrousa babirussa) banyak terdapat di hutan hujan tropis. Makanan babirusa adalah buah-buahan dan tumbuhan. Babirusa mencari makanan pada malam hari untuk menghindari binatang buas yang sering menyerang. Babirusa sering diburu dan dibunuh oleh penduduk setempat karena merusak lahan pertanian dan perkebunan. Saat ini, jumlah babirusa diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya ada di Indonesia. Sejak tahun 1996, IUCN dan CITES mengkategorikan babirusa sebagai hewan langka dan dilindungi.



Harimau Sumatra
Description: Harimau sumatera
Harimau sumatera
Harimau Sumatra (panther tigris sumatrae) merupakan harimau yang terkecil di antara spesiesnya. Harimau sumatra jantan memiliki panjang sekitar 2,5 meter dan berat sekitar 140 kg, sementara harimau sumatra betina memiliki panjang sekitar 1,9 meter dengan berat sekitar 91 kg. Saat ini hanya ada sekitar 400-500 ekor di cagar alam dan taman-taman nasional Sumatra dan sekitar 250 ekor lagi tersebar di kebun binatang di berbagai belahan dunia. Harimau sumatra terancam kehilangan habitatnya. Mereka sering tersesat memasuki wilayah manusia saat mencari makanan sehingga akhirnya dibunuh oleh manusia. Harimau sumatra pun mengalami ancaman perburuan. IUCN mengkategorikan harimau sumatra sebagai satwa kritis terancam punah.



Lutung Jawa
Description: lutung jawa
lutung jawa
Lutung jawa (Trachypithecus auratus) merupakan lutung asli (endemik) Indonesia, Lutung jawa terdiri dari dua sub spesies, yaitu Trachypithecus auratus auratus dan Trachypithecus auratus mauritius. Subspesies Trachypithecus auratus auratus terdapat di Jawa Timur, Bali, Lombok, Palau Sempu, dan Nusa Barung. Subspesies yang kedua, Trachypithecus auratus mauritius dijumpai terbatas di Jawa Barat dan Banten, termasuk di Muara Gembong. Habitat asli lutung jawa di Muara Gembong ini sangat memprihatinkan. Hutan bakau yang menjadi habitat lutung dipenuhi sampah-sampah plastik yang berasal dari arah Jakarta. Bila kawasan hutan bakau rusak, itu berarti keberadaan lutung pun terancam karena makanan lutung adalah pucuk-pucuk dahan dan buah tanaman mangrove.
Klikers, itulah 10 satwa endemik asli Indonesia yang harus kita lindungi dari kepunahan. Tentu saja masih banyak hewan endemik Indonesia lainnya yang juga terancam. Butuh kesadaran dari kita bersama untuk turut menjaga kelestarian satwa-satwa tersebut. Apalagi kepunahan mereka kerap dikarenakan ulah manusia yang membunuh mereka ataupun “mencuri” habitat mereka. Mari kita ikut melestarikan satwa langka di bumi Indonesia.

sumber : https://alamendah.org/2011/02/01/daftar-hewan-endemik-indonesia/
http://www.klikhotel.com/blog/10-satwa-endemik-indonesia-yang-harus-kita-lindungi/